Kelompok 7 :
1. Marlyna fitriani (11-071-014-104)
2. Risti musa
3. Wahdania
4. Taufany apriadi
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur saya haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat-Nya lah, makalah
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL DAN RADANG ini dapat saya selesaikan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu yang telah menugaskan saya membuat
makalah ini, karena dengan membuat makalah ini, saya menjadi semakin paham dan
mengerti bagaimana ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL DAN RADANG itu.
Akhir kata, tiada
gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini,yang tentunya masih jauh
dari sempurna. Maka dari itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi segenap pembaca, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
kemajuan ilmu budaya dasar sendiri. Sekian kata pengantar ini, akhir kata
penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Makassar,
14 januari 2013
Hormat
kami,
KELOMPOK
7
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
BAB
II PEMBAHASAN
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
2. RADANG
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari
kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert
Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan
gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya
disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma.
Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut
Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan
Nukleoplasma
Robert
Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan
penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis
Cellula E Cellula).
Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik luka
ringan maupun luka berat. Kita akan menemui banyak kasus luka, Sebelum kita
melakukan perawatan luka pada pasien, sebaiknya kita mengetahui lebih dalam
tentang peradangan dan penyembuhan luka.
Peradangan
dan penyembuhan luka merupakan dua hal yang salingberhubungan satu sama lain
namun berbeda dalam prinsip, mekanisme kerja, dan fungsinya. Proses yang
terlebih dahulu terjadi adalah peradangan, karena peradangan merupakan salah
satu fase yang harus dilewati sebelum terjadinya penyembuhan luka.
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah rangkaian
reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena
terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama
sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh
faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin)
yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem
kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
Radang mempunyai tiga peran penting dalam
perlawanan terhadap infeksi:
1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel
efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah
penyebaran infeksi
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan
yang rusak.
Respon
peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dll, yang
disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi,
pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah
infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan
tekanan darah terutama pada pembuluh kecil. Aktivasi molekul adhesi untuk
merekatkan endotelia dengan pembuluh darah. Kombinasi dari turunnya tekanan
darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan sel darah putih bermigrasi
ke endotelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai
ekstravasasi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan
memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
a) tumor atau membengkak
b) calor atau menghangat
c) dolor atau nyeri
d) rubor atau memerah
e) functio laesa atau daya pergerakan menurun
f) dan kemungkinan disfungsi organ atau
jaringan.
Dalam makalah ini penyusun akan mencoba untuk
membahas masalah peradangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
ANATOMI
DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau
Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau
membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia
Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa
Protein).Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar
ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer.Lemak
bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat
Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif
Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).Selektif permeabel berarti
hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput
plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel
yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada
satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding
Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di
antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah
(Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine,
Pektin, Suberine dan lain-lain Selain itu pada dinding sel tumbuhan
kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering
terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir
sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan
Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma
khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang
bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah
benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Gbr.
a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut
antara lain :
a. Retikulum Endoplasma
(RE.)
Yaitu struktur
berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu :
• RE. Granuler (Rough E.R)
• RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah :
sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya
dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom
(Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk
bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang
R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang
tersuspensi di dalam sel.Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein. Struktur
ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The
Power House)
Struktur berbentuk
seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk
dan dinamakan Krista. Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler
yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan
"The Power House".
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini
adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu
enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi
(Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan
dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang
yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom
bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal
tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna
putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan
lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna
hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang
mengandung pigmen, misalnya :
• Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak
memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma
disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
• garam-garam organik
• glikosida
• tanin (zat penyamak)
• minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati,
Roseine pada mawar, Zingiberine pada jahe)
• alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin,
Likopersin dan lain-lain)
• enzim
• butir-butir pati
Pada boberapa spesies
dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang
silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai
"rangka sel".Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung
pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela
dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus,
tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan
miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan
Mikro)
Ukurannya sama seperti
Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Selapue Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada
tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki
selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput
inti).
Fungsi dari inti sel
adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel
terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Reproduksi Sel
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis,
Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di
mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan
sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat
prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah
melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase.
Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel
yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada
tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap
pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
pada tahap ini yang
terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom
mulai berduplikasi menjadi kromatid.
2. Metafase:
pada tahap ini
kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator)
sehingga pada tahap inilah kromosom kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid
akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi
peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS
(pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah
reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi
dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom. Meiosis terbagi
menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun
meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara
lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan
pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II
tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan
dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA
MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang
dibedakan
|
Mitosis
|
Meiosis
|
Tujuan
|
Untuk
pertumbuhan
|
Sifat
mempertahan-kan diploid
|
Hasil
pembelahan
|
2
sel anak
|
4
sel anak
|
Sifat
sel anak
|
diploid
(2n)
|
haploid
(n)
|
Tempat
terjadinya
|
sel
somatis
|
sel gonad
|
Pada hewan dikenal
adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis
(Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
Metabolisme Sel
Sel merupakan unit
kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup,
di antaranya metabolisme.
Metabolisme adalah
proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme
disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan
katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi
menjadi 2, yaitu:
1.
Anabolisme/AsimilasI/Sintesis,
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks
dengan menggunakan energi tinggi.
Contoh : fotosintesis (asimilasi C)
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O
———————————> C6H1206 + 6 02
klorofil glukosa
(energi kimia)
Pada kloroplas terjadi
transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah
menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik
pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan
efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya
disebut reaksi endergonik. Reaksi
semacam itu disebut reaksi endoterm.
2. Katabolisme
(Dissimilasi),
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan
energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2
———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia
Saat molekul terurai
menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk
energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut
reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.
Molekul Yang Terlibat
Dalam Metabolisme
1. ENZIM
Enzim merupakan
biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim
terdiri dari:
• Apoenzim, yaitu
bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau
panas(termolabil).
• Gugus Prostetik
(Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari
ion-ion logam atau molekul-molekul organic yang disebut KOENZIM. Molekul gugus
prostetik lebih kecil dan tahan panas
(termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator
agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada rantai pengangkutan elektron (respirasi sel),
yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida),
SITOKROM.
Enzim mengatur
kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel.
Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis
tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara
lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis,
fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai
sifat-siat sebagai berikut:
1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi
tanpa ikut bereaksi.
2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi
lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat
thermolabil.
3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat
protein tetap melekat pada enzim.
4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai
biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel
(endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi
satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh :
lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
lipase
Lemak + H2O ———————————> Asam lemak +
Gliserol
7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat
spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya
setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa
adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
Gbr.
Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim
Pada reaksis enzimatis
terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor, aktivator
dapat mempercepat jalannya reaksi,
2+ 2+
contoh aktivator enzim:
ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya
reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.
2. ATP (Adenosin Tri
Phosphat)
Molekul ATP adalah
molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa
Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun
digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.
Perubahan ATP menjadi
ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energi sebanyak 7,3
kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat
balik.
Katabolisme
Katabolisme adalah
reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi
tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan
utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam
senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen
(aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob)
disebut fermentasi.
Contoh Respirasi :
C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H1206 ——————> 2C2H5OH
+ 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
Respirasi
Respirasi yaitu suatu
proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses
kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia
ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 +
Energi
(gluLosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20
+ CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.
2. Daur Krebs.
3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolids:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 -
fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ
Asam piravat. Jadi hasil dari glikolisis :
1.1. 2 molekul asam piravat.
1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi.
1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul
glukosa.
2. Daur Krebs (daur
trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur
trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat
secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
3. Rantai Transportasi
Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan
keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron)
dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang
dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan
terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan
respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan
dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi
yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES AKSEPTOR ATP
1. Glikolisis:
Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2
NADH 2 ATP
2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol
glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38
ATP.
Fermentasi
Pada kebanyakan
tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun
demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka
hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses
pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob. Dari
hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan
fermentasi alkohol.
A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat
yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat
terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH +
Energi enzim
Prosesnya :
1. Glukosa ————> asam piruvat (proses
Glikolisis). enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk
asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2
NAD
piruvat
dehidrogenasa
Energi yang terbentak
dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 -
2(3 ATP) = 2 ATP.
B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba
peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam
asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi
alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38
molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat
(glikolisis)
2. Dekarbeksilasi asam piruvat.
Asampiruvat ————————————————————>
asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase
(CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase
diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2
—————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 +
Energi
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka
merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan
substrat etanol.
Energi yang dihasilkan
5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara
anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2
C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam
cuka asam cuka.
Anabolisme
Anabolisme adalah suatu
peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari
anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan
energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk
kemosintesis.
1. Fotosintesis
Arti fotosintesis
adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau
foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya
infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam
proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah,
infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.
Dalam fotosintesis,
dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat
produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan
dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa
dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat dilakukan percobaan
Ingenhousz.
2. Pigmen Fotosintesis
Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang
memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan
jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung
klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang
mampu menyerap energi cahaya matahari.
Dilihat dari
strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang
berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem
membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung
tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak
apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan
energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang
pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pembentukan klorofil antara lain :
1. Gen :
bila gen untuk klorofil
tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki
klorofil.
2. Cahaya :
beberapa tanaman dalam
pembentukan klorofil memerlukan cahaya,
tanaman lain tidak
memerlukan cahaya.
3. Unsur N. Mg, Fe :
merupakan unsur-unsur
pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
4. Air :
bila kekurangan air
akan terjadi desintegrasi klorofil.
Pada tabun 1937 : Robin
Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil digunakan
untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut
fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan
diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas.
Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh
NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan
bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.
CO2 + 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+
O + H2 + O2
Ringkasnya :
Reaksi terang :2 H20 ——> 2 NADPH2 + O2
Reaksi gelap :CO2 + 2 NADPH2 + O2——>NADP +
H2 + CO + O + H2 +O2
atau
2 H2O + CO2 ——> CH2O + O2
atau
12 H2O + 6 CO2 ——> C6H12O6 + 6 O2
3. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan
dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa
macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan
menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri
sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain.
Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa
tertentu.
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan
cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).
Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus
memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat
menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 +
3 H20 + Energi
Nitrosococcus
1. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis
dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut
bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui
pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya
ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua
zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat
dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.
4.1. Sintesis Lemak dari Karbohidrat :
Glukosa diurai menjadi
piruvat ———> gliserol.
Glukosa diubah ———>
gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.
Gliserol + asam lemak
———> lemak.
4.2. Sintesis Lemak dari Protein:
Protein ————————>
Asam Amino
protease
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami
deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam
amino yang langsung ke asam piravat ———> Asetil Ko-A.
Asam amino Serin,
Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat,
selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid
Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk
lemak.
Lemak berperan sebagai
sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada
karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat
hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
5. Sintesis Protein
Sintesis protein yang
berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan
molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul
polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari
organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan
keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel
terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur
sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.
RADANG
Pengertian
Peradangan
adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,zat-zat yang
terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada
daerah cedera atau nekrosis.
Peradangan
adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi
dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan
keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.
Penyembuhan
luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak dengan
jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka dikatakan
sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan
jaringan yang mencapai normal. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang
kompleks karena berbagai kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi
berkesinambungan. Penggabungan respon vaskuler, aktivitas seluler dan
terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daearah luka merupakan
komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka. Besar perbedaan
mengenai penelitian dasar mekanisme penyembuhan luka dan aplikasiklinik dan
saat ini telah dapat di perkecil dengan pemahaman dan penelitian yang
berhubungan dengan proses penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang
telah berhasil memberikan kesembuhan.
Fungsi Peradangan
Fungsi peradangan
antara lain :
a. Netralisasi dan pembuangan agen penyerang
b. Penghancuran jaringannekrosis
c. Membantu mempersiapkan proses perbaikan dan
pemulihan
Sebab Peradangan
Sebab peradangan adalah
:
a. Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan
b. Trauma fisik
c. Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau
termal
d. Reaksi imun (menimbulkan respon
hipersensitiff dalam jaringan)
Tanda-tanda Peradangan
Beberapa tanda pokok
peradangan antara lain :
a) Rubor (kemerahan)
Rubor merupakan hal pertama yang terlihant
pada daerah peradangan. Waktu. reaksi peradangan mulai timbul maka anteriol
yangg mensuplai daerah tersebut melebar, dengan lebih banyak darah mengalir
kedalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau
sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini
dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena
peradangan akut.
b) Kalor (panas)
Pada daerah peradangan
pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya sebab daerah yang disalurkan
tubuh kepermukaan daerah yang terkena lebih banyak dari pada yang disalurkan
kedaerah normal.
c) Dolor (rasa sakit)
perubahan pH lokal atau
konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Selain
itu, pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan
lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.
d) Tumor (pembengkakan)
pembemkakan ditimbulkan
oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-jaringan
iterstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan
disebut eksudat. Pada keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat
adalah cair,seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar
ringan.
Jenis-jenis Peradangan
jenis-jenis peradangan
antara lain :
a) Radang kataral
terbentuk diatas permukaan membran mukosa yang
terdapat sel-sel yang dapat mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak
di kenal adalah puck yang menyertai banyak infeksi pernafasan bagian atas.
b) Radang pseudomembran
terbentuk di atas permukaan selaput lendir
yang ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial,
mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan sel-sel
darah putih radang. Radang membranosa sering dijumpai dalaam orofaring, trakea,
bronkus, dan traktus gastro intestinal.
c) Ulkus
terjadi apalagi sebagian permukaan jaringan
hilang sedangkan jaringan sekitarnya meradang.
d) Abses
Lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses
adalah lesi yang sulit untuk diatasi oleh tubuh karene kecenderungannya untuk
meluas dengan pencairan, kecenderungan untuk membentuk lubang dan resistensinya
terhadap penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka obbat-obatan seperti
antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses.
e) Radang purulen
Terjadi akibat infeksi bakteri. Terdapat pada
cedera aseptik dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringannya telah
menjadi nekrotik.
f) Flegmon
Radang purulen yang meluas secara defuse pada
jaringan.
g) Radang supuratif
Infeksi supuratif lokal
disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kollektif diberi nama piogen
(pembentukan nanah). Yang termmasuk piogen adalah stafilokokkus, banyak basil
gram negative.
Mekanisme peradangan
Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi
inflamasi atau reaksi vaskuler. Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole
dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. elanjutnya cairan edema akan
terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala,
struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme
dapat dibatasi.
Pada proses inflamasi juga terjadi inflamasi juga terjadi
phagositosis, mula-mula phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah
digesti dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pH menjadi asam.
Selanjutnya akann keluar protease selluler yang akan menyebabkan lysis
leukosit. Setelah itu makrofak mononuklear besar akan tiba dilokasi infeksi
untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan (resolusi)
hasil proses inflamasi lokal.
Macam-macam Penyakit
Radang
Penyakit Radang Usus
Buntu (Appendicitis)
Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu
yang dalam bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami
apa yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa
ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya
kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di
perut bagian kanan bawah.
Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix
vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa
jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak
mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah
sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin
(suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.Seperti
organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami
kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita
kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).
Radang usus buntu terjadi jika ada sisa-sia makanan yang
masuk kedalam usus buntu, tepatnya kedalam umbai cacing. Sisa makanan tersebut
terjabak dan tidak dapat keluar dari umbai cacing sehingga lama-kelamaan akan
membusuk. Akibatnya,timbul peradangan pada umbai cacing. Orang-orang yang
terkena appendicitis biasanya harus dioperasi untuk membuang numbai cacing yang
membusuk tersebut.Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh
infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai
sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan
(obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces
yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit
cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering
ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh
tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran
inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak.
Perlu
diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari
oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan
infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu makan cabai bersama bijinya
atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan
menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya
pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama, sangat mungkin ada
bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi
media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang
menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.
Seseorang
yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam
usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit
radang usus buntu.Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (appendicitis).
Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran
cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya
tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan
(gangrene) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
Tanda dan Gejala Penyakit
Radang Usus Buntu
Gejala usus buntu bervariasi tergantung
stadiumnya;
A. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
B. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
C. Tanda atau Gejala Radang Apendiks.
Gejala:
• Gejala utama ialah sakit di perut (abdomen).
Sakit bermula di bahagian pusat tengah dan kemudian ke bahagian bawah kanan
perut (abdomen). Sakit akan bertambah apabila bergerak, batuk atau bersin.
Gejala Lain yang berkaitan
• Demam (selalunya demam rendah tetapi boleh
menjadi tinggi)
• Loya dan kadang-kala muntah
• Sembelit atau cirit-birit
• Kurang selera makan
• Abdomen membengkak
Tanda-Tanda:
• Sakit apabila menekan secara perlahan di
bahagian bawah kanan perut.
• Bertambah sakit apabila tekanan tersebut
dilepaskan
Ujian:
• Ujian Darah untuk mengesan tanda jangkitan
• Ujian Kencing untuk mengesan jangkitan salur
kencing
Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang
Usus Buntu
Bila diagnosis sudah
pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu
(appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung
terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun
demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.
Pembedahan dapat
dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan
pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah
perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder
dari alat yang terkontaminasi dll.
Radang Tenggorokan
Seperti kita kita ketahui minum obat merupakan jalan
terakhir setelah, sakit menyerang dan tetap saja yang paling penting
mencegahnya. Tapi siapa yang tak tergiur dengan gorengan minum yang seger-seger
dan makanan yang pedas. Padahal ke-3 jenis makanan dan minuman itulah penyebab
utama radang tenggorokan. Radang tenggorokan yang diderita biasanya memiliki
gejala-gejala badan panas,demam jika digunakan untuk menelan rasanya sakit
suara serak bahkan sampai membuat suara hilang bahkan dan kadang disertai
dengan flu. Jika itu terjadi dan belum sedemikian parah. Sebaiknya kita
menghentikan kegiatan makna dan minum tersebut.
Radang
tenggorokan merupakan penyakit yang sering menjangkiti kita semua, terutama
saat pergantian musim ( musim kemarau ke musim hujan). Obat Batuk Hitam
merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk radang tenggorokan. Kadangkala
hal tersebut tidak bisa menyembuhkan 100 %.
Tentang tumbuhan atau
ramuan jamu untuk radang tenggorokan dan ditambah riset kandungan obat batuk
hitam herbal, maka ditemukankanlah tumbuhan sbb :
1. Kayu manis, untuk obat radang tenggorokan
2. Mahkota Dewa, untuk obat radang tenggorokan
3. Jeruk Nipis, untuk mengencerkan dahak
4. Jahe, untuk menghangatkan tenggorokan
Dan adapun pengobatan untuk mempercepat
penyembuhan:
I. Antibiotik
Antibiotik yang umumnya bias digunakan
Amoxicilin dan Cefadroxil.
II. Analgesik dan Antipiretik
Obat ini seperti
panadol dan aspirin. Yang berguna sebagai pain killer untuk mengurangi nyeri
dan menurunkan panas.
III. Multivitamin
Minum vitamin C atau B
kompleks. Vitamin berguna untuk segera memulihkan daya tahan tubuh. Namun
sebaiknya kita memakn buah-buahan apa saja untuk mendapatkan Vitamin yang
dibutuhkan.
Radang Lambung
(Gastritis)
Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan Sakit
maag merupakan sakit yang disebabkan oleh adanya sekresi asam lambung yang
tidak normal pada lambung sehingga mengakibatkan rasa perih pada dinding
lambung. Sakit Maag dapat dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak teratur, jenis
makanan tertentu, obat-obatan, atau oleh adanya setres psikologis. Gejala maag
yang sudah krinis da[at menyebabbkan luka pada dinding lambung. Adnya sekresi
asam lambung yang mengenai luka pada lambung menyebabkan rasa perih atau sakit.
Saki maag yang sudah parah dapat menyebabkan Perdarahan pada lambung karena
luka yang terjadi sudah sampai pada lapisan sub Mukosa yang banyak memiliki
pembuluh darah.
Sakit
maag pada penderita radang lambung atau maag, dijumpai adanya suatu iritasi
atau infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga dinding
lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka. Selain luka
pada dinding lambung, juga luka pada usus 12 jari.Serangan pada lambung sendiri
dapat bersifat akut atau kronis. Radang kronis sering terjadi di kalangan orang
tua dan penderita anemia fatal. Hal ini sering dapat menimbulkan peradangan di
seluruh lapisan dinding lambung.
Radang
lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia. Radang lambung dapat
menimbulkan pendarahan (hemorrhagic gastritis) sehingga banyak darah yang
keluar dan berkumpul di lambung, penderita akan muntah yang mengandung darah
yang berwarna cokelat seperti kopi.Pada penderita radang lambung akut, sering
mengeluhkan adanya suatu gejala dengan perasaan lambung tak enak, kram perut,
indigesti, nafsu makan berkurang, mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut akan
berlangsung dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
Sedangkan
pada penderita radang lambung kronis mempunyai gejala yang sama atau rasa tak
nyaman yang ringan. Sering kali gejala tersebut menjadi samar-samar, seperti
tidak toleran terhadap makanan berlemak atau pedas. Bahkan bisa saja bila
terjadi serangan ringan akan dapat diatasi dengan makan.
Namun demikian secara umum penyakit radang
lambung mempunyai beberapa gejala yaitu :
• Mual dan sering muntah
• Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan
sesak) pada bagian atas perut (ulu hati).
• Nafsu makan menurun secara drastis, wajah
pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin.
• Sering sendawa terutama bila dalam keadaan
lapar
• Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit
pada daerah perut)
• Kepala terasa pusing. Dan pada radang
lambung dapat terjadi pendarahan.
Radang lambung dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Di antaranya:
• Adanya stres dan tekanan emosional yang
berlebihan pada seseorang
• Adanya asam lambung dan pepsin yang
berlebihan
• Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan
terhadap asam lambung dan pepsin yang berlebihan karena menurunnya kemampuan
fungsi mukosa lambung tersebut.
• Waktu makan yang tak teratur, sering
terlambat makan, atau sering makan berlebihan
• Terlalu banyak makanan yang pedas, asam,
minuman beralkohol, obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi
Ramuan yang Bisa Digunakan untuk penyembuhan
Temu lawak;Daun lidah buaya;Kunyit segar;Sereh
Pneumonia atau radang paru-paru (pada Sapi)
Pneumonia
atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada bagian
parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem
pernafasan (Gabor 2003)
aktor-faktor
pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat berpengaruh terhadap
terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan. Cara-cara pemeliharaan
seperti penempatan hewan yang selamanya hanya dikandang saja, tempat yang
lembab atau berdebu, ventilasi udara yang jelek, penempatan hewan dari berbagai
umur dalam satu tempat, jumlah hewan yang berlebihan dalam satu kandang, hewan
yang berdesak-desakan (over crowding), pemasukan hewan-hewan yang tidak
beraturan, merupakan faktor-faktor yang mendukung terjadinya pneumonia (Cordes
et.al 1994). Selain itu, adanya radang seperti radang pada bronkhus
(bronkhitis) juga dapat bertindak sebagai penyebab pneumonia. Terlebih sebagian
besar kejadian pneumonia pada hewan asalnya bersifat bronchogenik (adanya benda-benda
asing yang masuk kedalam atau melalui bronkhus), tetapi beberapa dapat berasal
dari rute hematogenik (via darah).
Etiologi
kejadian pneumonia sangat beragam. Menurut Welsh et.al (2004), penyakit
pneumonia pada sapi dapat diakibatkan oleh virus, bakteri atau kombinasi
keduanya, parasit metazoa (metazoan parasites) dan agen-agen fisik/kimia
lainnya.
Adapun spesifitas
agen penyebab tersebut adalah :
• Pneumonic pasteurellosis (shipping fever),
oleh : Pasteurella haemolityca, Pasteurella multocida dengan atau tanpa virus
Parainfluenza 3
• Viral Pneumonia, oleh : adeno virus atau
Parainfluenza 3
• Contagious bovine pleuropneumonia, oleh :
Mycoplasma mycoides
• Lungworm pneumonia, oleh : Dictyocaulus
viviparus
• Tuberculosis secara sporadik yang disebabkan
oleh Mycobacterium bovis
Menurut
Welsh et.al (2004), hampir semua kejadian pneumonia berawal dari mekanisme
pertahanan paru-paru. Dibawah kondisi yang normal, aliran udara utama dan
parenkhim paru-paru mencegah masuknya agen yang berbahaya, menetralisir serta
menyingkirkannya, sehingga paru-paru mengandung sedikit, jika ada, organisme
yang sampai ke bagian ujung paru-paru. Beberapa infeksi alat respirasi berasal
dari partikel debu yang membawa agen infeksi dimana keluar/masuk paru-paru.
Untuk terjadinya suatu infeksi melalui rute aerosol, agen penyebab infeksi
harus bersifat mudah dibawa oleh udara (aerosolized), tahan di udara, dapat
ditempelkan pada dinding alat respirasi dari induk semang yang peka, dan
kemudian memperbanyak diri. Jadi patogenesa dari infeksi penyakit respirasi
terkait dengan deposisi partikel dan agen infeksi dalam alat respirasi.
Di
bawah kondisi normal suatu mekanisme pertahanan biokimiawi, fisiologis dan
immunologis secara kompleks melindungi alat pernafasan dari partikel masuk,
yang mungkin bersifat melukai atau infeksius. Mekanisme pertahanan utama alat
respirasi meliputi filtrasi aerodynamika oleh rongga hidung, bersin, refleks
laryngealis, refleks batuk, mekanisme transport mucociliary makrofag alveolar
dan sistem antibodi sistemik maupun lokal.
Selain
itu, gambaran anatomis dan fisiologis dari sistem respirasi sapi memungkinkan
adanya predisposisi terhadap berkembangnya penyakit paru-paru dibandingkan
hewan lainnya.
Sapi
secara fisiologis mempunyai kapasitas pertukaran gas yang kecil dan aktifitas
tekanan ventilasi basal lebih besar. Kapasitas pertukaran gas yang kecil
menyebabkan sapi mendapatkan tingkat oksigen alveolar dan bronchial rendah
selama berada pada dataran tinggi dan selama periode aktifitas fisik/metabolik.
Pada saat itu, tekanan oksigen rendah atau hypoxia mungkin memperlambat
aktifitas mucociliary dan makrofag alveolar dan menurunkan kecepatan proses pembersihan
paru-paru (Subronto 2003).
Paru-paru
sapi juga mempunyai tingkat pembagian ruangan yang lebih besar dari pada hewan
lain. Hal ini memungkinkan terjadinya hypoxia perifer pada jalannya udara
sehingga jalannya udara menjadi terhambat. Hal ini mengakibatkan penurunan
aktifitas fagositosis dan retensi multifikasi agen-agen infeksius. Disamping
itu, karena makrofag alveolar jumlahnya rendah pada paru-paru sapi, maka
mekanisme pembersihan paru-paru tidak seefektif hewan lain. Demikian pula
tingkat atypical bioactivity dari lysozyme mukus respirasi pada sapi yang
rendah, memungkinkan sapi lebih mudah menderita infeksi saluran pernafasan
dibandingkan spesies hewan lainnya.
Penyakit
Radang/Pembesaran Prostat
Penyakit
atau gangguan pembesaran prostat adalah penyakit akibat perubahan hormonal
dihidrotestosteron / DHT dalam jaringan kelenjar prostat yang meningkat pada
usia dewasa. Peningkatan hormon tersebut umumnya karena pertambahan usia serta
fungsi penguraian yang berkurang sehingga ukuran kelenjar prostat akan terus
bertambah.
Prostate
yang semakin besar dapat mempersempit jalur saluran kencing sehingga buang air
kecil akan semakin sulit untuk dilakukan. Air kencing apabila tidak segera
dikeluarkan akan menumpuk di kandung kemih sehingga akan menjadi sarang
perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada radang prostat.
Yang Menyebabkan / Penyebab Gangguan
Perbesaran / Radang Prostat:
1.Terlalu banyak duduk baik di rumah, kantor,
mobil, motor, dsb.
2. Penurunan kekebalan tubuh akibat fisik
lelah, stress, dsb.
3. Makan makanan pedas atau yang merangsang
secara berlebih.
4. Kegiatan seks berlebihan.
5. Terlalu banyak masturbasi atau onani yang
berlebih.
Tanda / Ciri-Ciri Orang Yang Terkena
Penyakit Pembesaran Prostat;
1.Tidak tahan kebelet kencing sehingga selalu
terburu-buru.
2. Tembakan air seni lemah dan dapat mengotori
kaki kita.
3. Fobia pada kencing karena selalu merasa
nyeri.
4. Di malam hari sering terbangun untuk beser
/ kencing
5. Kencing selalu tidak tuntas dan merasa
anyang-anyangan.
6. Setelah kencing ada sisa air seni yang
keluar.
Cara Mencegah Gangguan Penyakit Radang dan
Pembesaran Prostat;
1.Menjalankan pola hidup sehat seperti pola
makan sehat empat sehat lima sempurna, rajin olahraga, tidak merokok, tidak
begadang, dsb.
2. Banyak-banyak minum air minimal delapan 8
gelas setiap hari.
3. Tidak membiasakan menahan kencing ketika
4. Sering makan kubis-kubisan, alpukat,
kacang-kacangan, tomat, mineral zinc, asam lemak omega 3, dll untuk mengurasi
resiko prostat radang.
5. Memeriksakan prostat kita secara berkala ke
dokter atau pusat kesehatan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau
Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
2.
Peradangan adalah reaksi vaskular yang
hasilnya merupakan pengiriman cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari
sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau
nekrosis.
3.
Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu
peradangan pada paru-paru terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini
mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003)
DAFTAR
PUSTAKA