ada iank baru nieh

pecinta keyna^^

Rabu, 16 Januari 2013

makalah anatomi dan fisiologi sel dan radang


MAKALAH
PATOLOGI
"Anatomi & Fisiolgi SEL dan RADANG"

logo hijau.png
Kelompok 7 :
1.    Marlyna fitriani (11-071-014-104)
2.   Risti musa
3.  Wahdania
4.  Taufany apriadi

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2013


KATA PENGANTAR

                Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat-Nya lah, makalah ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL DAN RADANG ini dapat saya selesaikan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu  yang telah menugaskan saya membuat makalah ini, karena dengan membuat makalah ini, saya menjadi semakin paham dan mengerti bagaimana ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL DAN RADANG itu.
           
            Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah ini,yang tentunya masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi segenap pembaca, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kemajuan ilmu budaya dasar sendiri. Sekian kata pengantar ini, akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih.
                                                                                                            Makassar, 14 januari 2013
                                                                                                            Hormat kami,

                                                                                                            KELOMPOK 7






DAFTAR ISI

Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.      ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
2.      RADANG
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA














BAB I
PENDAHULUAN

            Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
            Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
            Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
            Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik luka ringan maupun luka berat. Kita akan menemui banyak kasus luka, Sebelum kita melakukan perawatan luka pada pasien, sebaiknya kita mengetahui lebih dalam tentang peradangan dan penyembuhan luka.
            Peradangan dan penyembuhan luka merupakan dua hal yang salingberhubungan satu sama lain namun berbeda dalam prinsip, mekanisme kerja, dan fungsinya. Proses yang terlebih dahulu terjadi adalah peradangan, karena peradangan merupakan salah satu fase yang harus dilewati sebelum terjadinya penyembuhan luka.
            Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
  Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap infeksi:
 1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk meningkatkan performa makrofaga
 2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
 3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

            Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dll, yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi, pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan tekanan darah terutama pada pembuluh kecil. Aktivasi molekul adhesi untuk merekatkan endotelia dengan pembuluh darah. Kombinasi dari turunnya tekanan darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan sel darah putih bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai ekstravasasi.
  Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
 a) tumor atau membengkak
 b) calor atau menghangat
 c) dolor atau nyeri
 d) rubor atau memerah
 e) functio laesa atau daya pergerakan menurun
 f) dan kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.
 Dalam makalah ini penyusun akan mencoba untuk membahas masalah peradangan.












BAB II
PEMBAHASAN

ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
 1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
 2. Sitoplasma dan Organel Sel.
 3. Inti Sel (Nukleus).
 1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer.Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
3-1a.jpg
Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan

Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu :
 • RE. Granuler (Rough E.R)
 • RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista. Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
 Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari:
• Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
• Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
  Karotin (kuning)
• Fikodanin (biru)
• Fikosantin (kuning)
• Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas
Vakuola berisi :
 • garam-garam organik
 • glikosida
 • tanin (zat penyamak)
 • minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar, Zingiberine pada jahe)
 • alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
 • enzim
 • butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel".Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
 Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
 • Selapue Inti (Karioteka)
 • Nukleoplasma (Kariolimfa)
 • Kromatin / Kromosom
 • Nukleolus(anak inti).
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
 • Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru.
 • Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Reproduksi Sel
            Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
            MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
 Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
 1. Profase :
pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.
 2. Metafase:
pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom kromatid mudah diamati dan dipelajari.
 3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian). Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom. Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :
3-1b.jpg

Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan
Mitosis
Meiosis
Tujuan
Untuk pertumbuhan
Sifat mempertahan-kan diploid
Hasil pembelahan
2 sel anak
4 sel anak
Sifat sel anak
diploid (2n)
haploid (n)
Tempat terjadinya
sel somatis
 sel gonad

Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan Mikrosporogenesis.
Metabolisme Sel
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme.
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
 Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis,
 yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi.
 Contoh : fotosintesis (asimilasi C)
energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02
klorofil glukosa
(energi kimia)
Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik.  Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
2. Katabolisme (Dissimilasi),
 yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
 Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.
energi kimia
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.
Molekul Yang Terlibat Dalam Metabolisme
1. ENZIM
Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Struktur enzim terdiri dari:
• Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau panas(termolabil).
• Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein, tetapi dari ion-ion logam atau molekul-molekul organic yang disebut KOENZIM. Molekul gugus prostetik lebih kecil dan tahan  panas (termostabil), ion-ion logam yang menjadi kofaktor berperan sebagai stabilisator agarenzim tetap aktif. Koenzim yang terkenal pada  rantai pengangkutan elektron (respirasi sel), yaitu NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida), FAD (Flavin Adenin Dinukleotida), SITOKROM.
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada di dalam sel. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan.
Sifat-sifat enzim
Enzim mempunyai sifat-siat sebagai berikut:
 1. Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
 2. Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
 3. Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
 4. Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
 5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.
 6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
lipase
 Lemak + H2O ———————————> Asam lemak + Gliserol
 7. Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
 8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
3-1d.jpg
Gbr. Penghambatan Reversible terhadap kerja enzim

Pada reaksis enzimatis terdapat zat yang mempengarahi reaksi, yakni aktivator dan inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi,
2+ 2+
contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-A. Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida.
2. ATP (Adenosin Tri Phosphat)
Molekul ATP adalah molekul berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudah melepaskan gugus fosfatnya meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.

Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik.
Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.
(glukosa)

 Contoh Fermentasi :C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.
(glukosa) (etanol)
Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
 Contoh:
 Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
 C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)
 Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
 1. Glikolisis.
 2. Daur Krebs.
 3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolids:
Peristiwa perubahan :
Glukosa Þ Glulosa - 6 - fosfat Þ Fruktosa 1,6 difosfat Þ 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat. Jadi hasil dari glikolisis :
 1.1. 2 molekul asam piravat.
 1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi.
 1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia

3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
 PROSES AKSEPTOR ATP

1. Glikolisis:
 Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
 2. Siklus Krebs:
 2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP
 2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
 3. Rantai trsnspor elektron respirator:
 10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP
 2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.
Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen, nama lainnya adalah respirasi anaerob. Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan fermentasi alkohol.
 A. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
 Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi enzim
 Prosesnya :
 1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis). enzim
 C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi
 2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
 2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
 1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
 2. Dekarbeksilasi asam piruvat.
 Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
 3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
 Ringkasan reaksi :
 C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
C. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka  asam cuka.
Anabolisme
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
1. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.
Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat dilakukan percobaan Ingenhousz.
2. Pigmen Fotosintesis
 Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga karang, pada keduanya mengandung kloroplast yang mengandung klorofil / pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang mampu menyerap energi cahaya matahari.
Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintetis berlangsung di stroma.
 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara lain :
 1. Gen :
bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan memiliki
klorofil.
 2. Cahaya :
beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil memerlukan cahaya,
tanaman lain tidak memerlukan cahaya.
3. Unsur N. Mg, Fe :
merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
 4. Air :
bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.
Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.
 CO2 + 2 NADPH2 + O2 ————> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2
 Ringkasnya :
 Reaksi terang :2 H20 ——> 2 NADPH2 + O2
 Reaksi gelap :CO2 + 2 NADPH2 + O2——>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2
 atau
 2 H2O + CO2 ——> CH2O + O2
 atau
 12 H2O + 6 CO2 ——> C6H12O6 + 6 O2
 3. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu.
 Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).
 Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
 (NH4)2CO3 + 3 O2 ——————————> 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus
 1. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.
 4.1. Sintesis Lemak dari Karbohidrat :
Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol.
Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.
Gliserol + asam lemak ———> lemak.
 4.2. Sintesis Lemak dari Protein:
Protein ————————> Asam Amino
protease
 Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat ———> Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.
5. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

RADANG
Pengertian
            Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.
            Peradangan adalah gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.
            Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal. Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai kegiatan bio-seluler, bio-kimia terjadi berkesinambungan. Penggabungan respon vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daearah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan luka. Besar perbedaan mengenai penelitian dasar mekanisme penyembuhan luka dan aplikasiklinik dan saat ini telah dapat di perkecil dengan pemahaman dan penelitian yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang telah berhasil memberikan kesembuhan.

Fungsi Peradangan
Fungsi peradangan antara lain :
 a. Netralisasi dan pembuangan agen penyerang
 b. Penghancuran jaringannekrosis
 c. Membantu mempersiapkan proses perbaikan dan pemulihan
Sebab Peradangan
Sebab peradangan adalah :
 a. Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan
 b. Trauma fisik
 c. Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal
 d. Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitiff dalam jaringan)
Tanda-tanda Peradangan
Beberapa tanda pokok peradangan antara lain :
 a) Rubor (kemerahan)
 Rubor merupakan hal pertama yang terlihant pada daerah peradangan. Waktu. reaksi peradangan mulai timbul maka anteriol yangg mensuplai daerah tersebut melebar, dengan lebih banyak darah mengalir kedalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut.
 b) Kalor (panas)
Pada daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya sebab daerah yang disalurkan tubuh kepermukaan daerah yang terkena lebih banyak dari pada yang disalurkan kedaerah normal.
 c) Dolor (rasa sakit)
perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.

 d) Tumor (pembengkakan)
pembemkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah kejaringan-jaringan iterstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair,seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan.
Jenis-jenis Peradangan
jenis-jenis peradangan antara lain :
 a) Radang kataral
 terbentuk diatas permukaan membran mukosa yang terdapat sel-sel yang dapat mensekresi musin. Eksudat musin yang paling banyak di kenal adalah puck yang menyertai banyak infeksi pernafasan bagian atas.
 b) Radang pseudomembran
 terbentuk di atas permukaan selaput lendir yang ditandai dengan pembentukan eksudat berupa lapisan selaput superficial, mengandung agen penyebab, endapan fibrin, sel-sel nekrotik aktif dan sel-sel darah putih radang. Radang membranosa sering dijumpai dalaam orofaring, trakea, bronkus, dan traktus gastro intestinal.
c) Ulkus
 terjadi apalagi sebagian permukaan jaringan hilang sedangkan jaringan sekitarnya meradang.
 d) Abses
 Lubang yang terisi nanah dalam jaringan. Abses adalah lesi yang sulit untuk diatasi oleh tubuh karene kecenderungannya untuk meluas dengan pencairan, kecenderungan untuk membentuk lubang dan resistensinya terhadap penyembuhan. Jika terbentuk abses, maka obbat-obatan seperti antibiotik dalam darah sulit masuk ke dalam abses.
 e) Radang purulen
 Terjadi akibat infeksi bakteri. Terdapat pada cedera aseptik dan dapat terjadi dimana-mana pada tubuh yang jaringannya telah menjadi nekrotik.
 f) Flegmon
 Radang purulen yang meluas secara defuse pada jaringan.
 g) Radang supuratif
Infeksi supuratif lokal disebabkan oleh banyak macam bakteri yang secara kollektif diberi nama piogen (pembentukan nanah). Yang termmasuk piogen adalah stafilokokkus, banyak basil gram negative.
Mekanisme peradangan
            Pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi vaskuler. Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan merembes keluar. elanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian fibrin akan membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi.
            Pada proses inflamasi juga terjadi inflamasi juga terjadi phagositosis, mula-mula phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah digesti dalam sel. Hal ini akan mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya akann keluar protease selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit. Setelah itu makrofak mononuklear besar akan tiba dilokasi infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadi pencairan (resolusi) hasil proses inflamasi lokal.
Macam-macam Penyakit Radang
Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
            Sebelum dibahas lebih jauh mengenai radang usus buntu yang dalam bahasa medisnya disebut Appendicitis, maka lebih dulu harus difahami apa yang dimaksud dengan usus buntu. Usus buntu, sesuai dengan namanya bahwa ini merupakan benar-benar saluran usus yang ujungnya buntu. Usus ini besarnya kira-kira sejari kelingking, terhubung pada usus besar yang letaknya berada di perut bagian kanan bawah.
            Usus buntu dalam bahasa latin disebut sebagai Appendix vermiformis, Organ ini ditemukan pada manusia, mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Pada awalnya Organ ini dianggap sebagai organ tambahan yang tidak mempunyai fungsi, tetapi saat ini diketahui bahwa fungsi apendiks adalah sebagai organ imunologik dan secara aktif berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) dimana memiliki/berisi kelenjar limfoid.Seperti organ-organ tubuh yang lain, appendiks atau usus buntu ini dapat mengalami kerusakan ataupun ganguan serangan penyakit. Hal ini yang sering kali kita kenal dengan nama Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis).
            Radang usus buntu terjadi jika ada sisa-sia makanan yang masuk kedalam usus buntu, tepatnya kedalam umbai cacing. Sisa makanan tersebut terjabak dan tidak dapat keluar dari umbai cacing sehingga lama-kelamaan akan membusuk. Akibatnya,timbul peradangan pada umbai cacing. Orang-orang yang terkena appendicitis biasanya harus dioperasi untuk membuang numbai cacing yang membusuk tersebut.Penyebab Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
            Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit), hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur.
            Diantara beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyabab adalah faktor penyumbatan oleh tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid. Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak.
            Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang berakibat pada peradangan usus buntu makan cabai bersama bijinya atau jambu klutuk beserta bijinya sering kali tak tercerna dalam tinja dan menyelinap kesaluran appendiks sebagai benda asin, Begitu pula terjadinya pengerasan tinja/feces (konstipasi) dalam waktu lama, sangat mungkin ada bagiannya yang terselip masuk kesaluran appendiks yang pada akhirnya menjadi media kuman/bakteri bersarang dan berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan usus buntu tersebut.
            Seseorang yang mengalami penyakit cacing (cacingan), apabila cacing yang beternak didalam usus besar lalu tersasar memasuki usus buntu maka dapat menimbulkan penyakit radang usus buntu.Gambaran Penyakit Radang Usus Buntu (appendicitis). Peradangan atau pembengkakaan yang terjadi pada usus buntu menyebabkan aliran cairan limfe dan darah tidak sempurna pada usus buntu (appendiks) akibat adanya tekanan, akhirnya usus buntu mengalami kerusakan dan terjadi pembusukan (gangrene) karena sudah tak mendapatkan makanan lagi.
 Tanda dan Gejala Penyakit Radang Usus Buntu
 Gejala usus buntu bervariasi tergantung stadiumnya;
 A. Penyakit Radang Usus Buntu akut (mendadak).
 B. Penyakit Radang Usus Buntu kronik.
 C. Tanda atau Gejala Radang Apendiks.
 Gejala:
 • Gejala utama ialah sakit di perut (abdomen). Sakit bermula di bahagian pusat tengah dan kemudian ke bahagian bawah kanan perut (abdomen). Sakit akan bertambah apabila bergerak, batuk atau bersin.
 Gejala Lain yang berkaitan
 • Demam (selalunya demam rendah tetapi boleh menjadi tinggi)
 • Loya dan kadang-kala muntah
 • Sembelit atau cirit-birit
 • Kurang selera makan
 • Abdomen membengkak
 Tanda-Tanda:
 • Sakit apabila menekan secara perlahan di bahagian bawah kanan perut.
 • Bertambah sakit apabila tekanan tersebut dilepaskan
 Ujian:
 • Ujian Darah untuk mengesan tanda jangkitan
 • Ujian Kencing untuk mengesan jangkitan salur kencing
  Penanganan dan Perawatan Penyakit Radang Usus Buntu
Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit radang usus buntu (appendicitis) adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah dapat langsung terdiagnosa kemungkinan pemberian obat antibiotika dapat saja dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup (laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama 7 – 10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi dll.
 Radang Tenggorokan
            Seperti kita kita ketahui minum obat merupakan jalan terakhir setelah, sakit menyerang dan tetap saja yang paling penting mencegahnya. Tapi siapa yang tak tergiur dengan gorengan minum yang seger-seger dan makanan yang pedas. Padahal ke-3 jenis makanan dan minuman itulah penyebab utama radang tenggorokan. Radang tenggorokan yang diderita biasanya memiliki gejala-gejala badan panas,demam jika digunakan untuk menelan rasanya sakit suara serak bahkan sampai membuat suara hilang bahkan dan kadang disertai dengan flu. Jika itu terjadi dan belum sedemikian parah. Sebaiknya kita menghentikan kegiatan makna dan minum tersebut.
            Radang tenggorokan merupakan penyakit yang sering menjangkiti kita semua, terutama saat pergantian musim ( musim kemarau ke musim hujan). Obat Batuk Hitam merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk radang tenggorokan. Kadangkala hal tersebut tidak bisa menyembuhkan 100 %.
Tentang tumbuhan atau ramuan jamu untuk radang tenggorokan dan ditambah riset kandungan obat batuk hitam herbal, maka ditemukankanlah tumbuhan sbb :
 1. Kayu manis, untuk obat radang tenggorokan
 2. Mahkota Dewa, untuk obat radang tenggorokan
 3. Jeruk Nipis, untuk mengencerkan dahak
 4. Jahe, untuk menghangatkan tenggorokan
  Dan adapun pengobatan untuk mempercepat penyembuhan:

 I. Antibiotik
 Antibiotik yang umumnya bias digunakan Amoxicilin dan Cefadroxil.
 II. Analgesik dan Antipiretik
Obat ini seperti panadol dan aspirin. Yang berguna sebagai pain killer untuk mengurangi nyeri dan menurunkan panas.
 III. Multivitamin
Minum vitamin C atau B kompleks. Vitamin berguna untuk segera memulihkan daya tahan tubuh. Namun sebaiknya kita memakn buah-buahan apa saja untuk mendapatkan Vitamin yang dibutuhkan.
Radang Lambung (Gastritis)
            Gastritis atau radang lambung lebih dikenal dengan Sakit maag merupakan sakit yang disebabkan oleh adanya sekresi asam lambung yang tidak normal pada lambung sehingga mengakibatkan rasa perih pada dinding lambung. Sakit Maag dapat dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak teratur, jenis makanan tertentu, obat-obatan, atau oleh adanya setres psikologis. Gejala maag yang sudah krinis da[at menyebabbkan luka pada dinding lambung. Adnya sekresi asam lambung yang mengenai luka pada lambung menyebabkan rasa perih atau sakit. Saki maag yang sudah parah dapat menyebabkan Perdarahan pada lambung karena luka yang terjadi sudah sampai pada lapisan sub Mukosa yang banyak memiliki pembuluh darah.
            Sakit maag pada penderita radang lambung atau maag, dijumpai adanya suatu iritasi atau infeksi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah dan berparut atau luka. Selain luka pada dinding lambung, juga luka pada usus 12 jari.Serangan pada lambung sendiri dapat bersifat akut atau kronis. Radang kronis sering terjadi di kalangan orang tua dan penderita anemia fatal. Hal ini sering dapat menimbulkan peradangan di seluruh lapisan dinding lambung.
            Radang lambung dapat menyerang setiap orang dengan segala usia. Radang lambung dapat menimbulkan pendarahan (hemorrhagic gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung, penderita akan muntah yang mengandung darah yang berwarna cokelat seperti kopi.Pada penderita radang lambung akut, sering mengeluhkan adanya suatu gejala dengan perasaan lambung tak enak, kram perut, indigesti, nafsu makan berkurang, mual dan muntah. Gejala-gejala tersebut akan berlangsung dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
            Sedangkan pada penderita radang lambung kronis mempunyai gejala yang sama atau rasa tak nyaman yang ringan. Sering kali gejala tersebut menjadi samar-samar, seperti tidak toleran terhadap makanan berlemak atau pedas. Bahkan bisa saja bila terjadi serangan ringan akan dapat diatasi dengan makan.
  Namun demikian secara umum penyakit radang lambung mempunyai beberapa gejala yaitu :
 • Mual dan sering muntah
 • Perut terasa nyeri, pedih (kembung dan sesak) pada bagian atas perut (ulu hati).
 • Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin.
 • Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar
 • Sulit untuk tidur karena gangguan rasa sakit pada daerah perut)
 • Kepala terasa pusing. Dan pada radang lambung dapat terjadi pendarahan.
  Radang lambung dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya:
 • Adanya stres dan tekanan emosional yang berlebihan pada seseorang
 • Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan
 • Mukosa (selaput lendir) lambung tak tahan terhadap asam lambung dan pepsin yang berlebihan karena menurunnya kemampuan fungsi mukosa lambung tersebut.
 • Waktu makan yang tak teratur, sering terlambat makan, atau sering makan berlebihan
 • Terlalu banyak makanan yang pedas, asam, minuman beralkohol, obat-obatan tertentu dengan dosis tinggi
  Ramuan yang Bisa Digunakan untuk penyembuhan
 Temu lawak;Daun lidah buaya;Kunyit segar;Sereh
 Pneumonia atau radang paru-paru (pada Sapi)
            Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003)
            aktor-faktor pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat berpengaruh terhadap terjadinya radang paru-paru pada suatu peternakan. Cara-cara pemeliharaan seperti penempatan hewan yang selamanya hanya dikandang saja, tempat yang lembab atau berdebu, ventilasi udara yang jelek, penempatan hewan dari berbagai umur dalam satu tempat, jumlah hewan yang berlebihan dalam satu kandang, hewan yang berdesak-desakan (over crowding), pemasukan hewan-hewan yang tidak beraturan, merupakan faktor-faktor yang mendukung terjadinya pneumonia (Cordes et.al 1994). Selain itu, adanya radang seperti radang pada bronkhus (bronkhitis) juga dapat bertindak sebagai penyebab pneumonia. Terlebih sebagian besar kejadian pneumonia pada hewan asalnya bersifat bronchogenik (adanya benda-benda asing yang masuk kedalam atau melalui bronkhus), tetapi beberapa dapat berasal dari rute hematogenik (via darah).
            Etiologi kejadian pneumonia sangat beragam. Menurut Welsh et.al (2004), penyakit pneumonia pada sapi dapat diakibatkan oleh virus, bakteri atau kombinasi keduanya, parasit metazoa (metazoan parasites) dan agen-agen fisik/kimia lainnya.
 Adapun spesifitas agen penyebab tersebut adalah :
 • Pneumonic pasteurellosis (shipping fever), oleh : Pasteurella haemolityca, Pasteurella multocida dengan atau tanpa virus Parainfluenza 3
 • Viral Pneumonia, oleh : adeno virus atau Parainfluenza 3
 • Contagious bovine pleuropneumonia, oleh : Mycoplasma mycoides
 • Lungworm pneumonia, oleh : Dictyocaulus viviparus
 • Tuberculosis secara sporadik yang disebabkan oleh Mycobacterium bovis
            Menurut Welsh et.al (2004), hampir semua kejadian pneumonia berawal dari mekanisme pertahanan paru-paru. Dibawah kondisi yang normal, aliran udara utama dan parenkhim paru-paru mencegah masuknya agen yang berbahaya, menetralisir serta menyingkirkannya, sehingga paru-paru mengandung sedikit, jika ada, organisme yang sampai ke bagian ujung paru-paru. Beberapa infeksi alat respirasi berasal dari partikel debu yang membawa agen infeksi dimana keluar/masuk paru-paru. Untuk terjadinya suatu infeksi melalui rute aerosol, agen penyebab infeksi harus bersifat mudah dibawa oleh udara (aerosolized), tahan di udara, dapat ditempelkan pada dinding alat respirasi dari induk semang yang peka, dan kemudian memperbanyak diri. Jadi patogenesa dari infeksi penyakit respirasi terkait dengan deposisi partikel dan agen infeksi dalam alat respirasi.
            Di bawah kondisi normal suatu mekanisme pertahanan biokimiawi, fisiologis dan immunologis secara kompleks melindungi alat pernafasan dari partikel masuk, yang mungkin bersifat melukai atau infeksius. Mekanisme pertahanan utama alat respirasi meliputi filtrasi aerodynamika oleh rongga hidung, bersin, refleks laryngealis, refleks batuk, mekanisme transport mucociliary makrofag alveolar dan sistem antibodi sistemik maupun lokal.
            Selain itu, gambaran anatomis dan fisiologis dari sistem respirasi sapi memungkinkan adanya predisposisi terhadap berkembangnya penyakit paru-paru dibandingkan hewan lainnya.
            Sapi secara fisiologis mempunyai kapasitas pertukaran gas yang kecil dan aktifitas tekanan ventilasi basal lebih besar. Kapasitas pertukaran gas yang kecil menyebabkan sapi mendapatkan tingkat oksigen alveolar dan bronchial rendah selama berada pada dataran tinggi dan selama periode aktifitas fisik/metabolik. Pada saat itu, tekanan oksigen rendah atau hypoxia mungkin memperlambat aktifitas mucociliary dan makrofag alveolar dan menurunkan kecepatan proses pembersihan paru-paru (Subronto 2003).
            Paru-paru sapi juga mempunyai tingkat pembagian ruangan yang lebih besar dari pada hewan lain. Hal ini memungkinkan terjadinya hypoxia perifer pada jalannya udara sehingga jalannya udara menjadi terhambat. Hal ini mengakibatkan penurunan aktifitas fagositosis dan retensi multifikasi agen-agen infeksius. Disamping itu, karena makrofag alveolar jumlahnya rendah pada paru-paru sapi, maka mekanisme pembersihan paru-paru tidak seefektif hewan lain. Demikian pula tingkat atypical bioactivity dari lysozyme mukus respirasi pada sapi yang rendah, memungkinkan sapi lebih mudah menderita infeksi saluran pernafasan dibandingkan spesies hewan lainnya.
Penyakit Radang/Pembesaran Prostat
            Penyakit atau gangguan pembesaran prostat adalah penyakit akibat perubahan hormonal dihidrotestosteron / DHT dalam jaringan kelenjar prostat yang meningkat pada usia dewasa. Peningkatan hormon tersebut umumnya karena pertambahan usia serta fungsi penguraian yang berkurang sehingga ukuran kelenjar prostat akan terus bertambah.
            Prostate yang semakin besar dapat mempersempit jalur saluran kencing sehingga buang air kecil akan semakin sulit untuk dilakukan. Air kencing apabila tidak segera dikeluarkan akan menumpuk di kandung kemih sehingga akan menjadi sarang perkembangbiakan bakteri yang berakhir pada radang prostat.
  Yang Menyebabkan / Penyebab Gangguan Perbesaran / Radang Prostat:
 1.Terlalu banyak duduk baik di rumah, kantor, mobil, motor, dsb.
 2. Penurunan kekebalan tubuh akibat fisik lelah, stress, dsb.
 3. Makan makanan pedas atau yang merangsang secara berlebih.
 4. Kegiatan seks berlebihan.
 5. Terlalu banyak masturbasi atau onani yang berlebih.
  Tanda / Ciri-Ciri Orang Yang Terkena Penyakit Pembesaran Prostat;
 1.Tidak tahan kebelet kencing sehingga selalu terburu-buru.
 2. Tembakan air seni lemah dan dapat mengotori kaki kita.
 3. Fobia pada kencing karena selalu merasa nyeri.
 4. Di malam hari sering terbangun untuk beser / kencing
 5. Kencing selalu tidak tuntas dan merasa anyang-anyangan.
 6. Setelah kencing ada sisa air seni yang keluar.
  Cara Mencegah Gangguan Penyakit Radang dan Pembesaran Prostat;
 1.Menjalankan pola hidup sehat seperti pola makan sehat empat sehat lima sempurna, rajin olahraga, tidak merokok, tidak begadang, dsb.
 2. Banyak-banyak minum air minimal delapan 8 gelas setiap hari.
 3. Tidak membiasakan menahan kencing ketika
 4. Sering makan kubis-kubisan, alpukat, kacang-kacangan, tomat, mineral zinc, asam lemak omega 3, dll untuk mengurasi resiko prostat radang.
 5. Memeriksakan prostat kita secara berkala ke dokter atau pusat kesehatan.
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
 1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
 2. Sitoplasma dan Organel Sel.
 3. Inti Sel (Nukleus).
2.      Peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,zat-zat yang terlarutdan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.
3.      Pneumonia atau pneumonitis adalah suatu peradangan pada paru-paru terutama pada bagian parenkhim paru. Kondisi ini mengakibatkan adanya gangguan fungsi sistem pernafasan (Gabor 2003)















DAFTAR PUSTAKA